Author: Unknown
GANGGUAN fungsi seksual atau disfungsi seksual merupakan salah satu dari tiga faktor penyebab ketidakharmonisan kehidupan seksual setiap pasangan. Kedua faktor lainnya ialah hambatan komunikasi seksual dan pengetahuan seksual yang rendah atau salah. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan.
Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual. Disfungsi seksual dapat terjadi pada semua bentuk reaksi seksual terhadap rangsangan seksual yang diterima. Maka disfungsi seksual dapat terjadi pada dorongan seksual pada reaksi organ kelamin terhadap rangsangan seksual, sampai pada orgasme dan ejakulasi sebagai puncak reaksi seksual.
“Berdasarkan data yang ada, baik data pasien yang datang berkonsultasi di klinik maupun lewat pertanyaan pada seminar dan rubrik masalah seksual di media massa, ternyata banyak warga masyarakat yang mengalami disfungsi seksual. Bahkan banyak ketegangan perkawinan dan perceraian yang pada awalnya bermula dari disfungsi seksual. Diduga paling sedikit terdapat 15 persen orang yang telah menikah mengalami salah satu jenis disfungsi seksual,” ulas pakar seksualitas Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS seperti dalam bukunya “Seks yang Membahagiakan”.
Tetapi sayang, menurutnya, masalah yang satu ini tidak dapat segera diatasi agar akibat lebih jauh dapat dicegah. Mengapa? Paling sedikit ada tiga alasan mengapa disfungsi seksual segera diatasi agar tidak sampai menimbulkan akibat buruk. Pertama, kurangnya pengetahuan seksual salah satu atau kedua pihak. Kedua, hambatan komunikasi seksual pada pasangan suami istri. Ketiga, kurangnya informasi mengenai penangan disfungsi seksual.
“Maka tidak aneh bila banyak pria atau wanita tidak mengetahui bahwa pasangannya telah sekian lama sebenarnya mengalami disfungsi seksual. Banyak pasangan yang tidak mengetahui bahwa kehidupan seksual mereka sebenarnya tidak harmonis. Mereka dengan terkejut baru menyadari masalah itu setelah terjadi akibat lebih buruk, yang tentu saja sangat mengganggu,” paparnya.
Wimpie menambahkan, banyak orang tidak menyadari bahwa kehidupan seksual sangat memengaruhi kualitas hidup. Organissai kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencantumkan “aktivitas seksual” sebagai salah satu aspek yang dapat menilai kualitas hidup manusia. Berarti kalau kehidupan seksual terganggu, makan kualitas hidup juga terganggu. Sebaliknya, kalau kehidupan seksual baik dan menyenangkan, maka kualitas hidup menjadi lebih baik.
“Karena itu disfungsi seksual harus segera diatasi dengan cara yang benar berdasarkan ilmu pengetahuan terkini. Lebih baik lagi kalau dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi disfungsi seksual,” tutupnya.