Post info



Author: Unknown

Ketika media ramai memberitakan kabar pernikahan antara mantan petinggi sebuah partai politik yang sudah berusia paruh baya dengan remaja berusia belasan tahun, masyarakat pun heboh. Perbedaan usia yang cukup jauh, 20 tahun, dianggap kurang ideal untuk menjalin ikatan pernikahan.(kompas 16/7/2013)




Jatuh cinta memang hak semua orang, termasuk jika kita mencintai orang yang usianya terpaut cukup jauh. Namun menurut psikolog Ine Andriyani Aditya, pernikahan dengan pasangan beda usia, apalagi jika satu pihak masih remaja, sebaiknya tidak dilakukan.

Usia remaja adalah peralihan menuju fase dewasa sehingga secara psikologis mereka belum stabil. Keputusan menikah adalah keputusan besar sehingga dituntut pemikiran mendalam dan bijak. "Remaja yang menikah seperti memaksa mereka untuk dewasa sebelum waktunya. Apalagi bila nantinya memiliki anak, tanggung jawabnya lebih besar.

Seorang remaja juga sedang dalam masa mencari identitas diri, salah satu caranya adalah membandingkan diri dengan teman lainnya. Jika mereka sudah berstatus sebagai istri atau suami, bisa membuat mereka seperti tidak punya teman.

"Akibatnya remaja kesulitan mencari pembanding dan berisiko tidak menemukan jati dirinya. Anak yang tidak punya jati diri akan mudah diombang-ambingkan situasi sekitar. Kondisi ini tentu tidak sehat untuk perkembangan remaja yang masa depannya masih panjang.

Perbedaan umur yang terlalu jauh juga dikhawatirkan mengakibatkan perbedaan visi. Sesuai usianya, seorang remaja biasanya masih ingin bersenang-senang. Apalagi pernikahan beda usia yang hanya didasarkan oleh materi semata.