Post info
Author: Unknown
Tak disangka dibalik imej ramah serta santun, Jepang pada kenyataannya
punya industri film porno yang besar dan legal. Dalam salah satu survei
resmi yang dilakukan oleh sebuah situs, penjualan film porno Jepang di
seluruh dunia menyumbah 20 persen pemasukan negeri Matahari Terbit
tersebut.
1. Motivasi yang berbeda-beda
Dalam sebuah wawancara dengan Atsuhiko Nakamura, penulis buku THE NAMELESS WOMEN, yang juga telah berhasil mewawancarai ratusan bintang porno, diketahui bahwa para wanita yang memutuskan terjun ke industri porno punya motivasi yang berbeda-beda.
"Ada banyak yang bergabung tiap tahunnya, namun bukan karena alasan yang sama. Beberapa melakukannya demi uang, sementara yang lainnya semata merasa nyaman bisa behubungan badan di depan banyak orang dan melihatnya sebagai pekerjaan yang santai.
2. Tak perlu khawatir dikenali
Dengan 6000 bintang porno baru mendaftar setiap tahunnya, para wanita Jepang tak perlu khawatir akan dikenali oleh orang-orang di lingkungan tempat mereka tinggal dan bekerja, termasuk tentunya keluarga.
Jarang ada kasus mereka dikenali saat sedang menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan hingga kini banyak di antara mantan bintang porno tersebut yang bahagia dalam pernikahan dan menikmati kehidupan normal mereka.
Percaya atau tidak beberapa bintang porno yang masih aktif bahkan dengan santai bisa berbelanja di keramaian bersama anak mereka atau menghadiri pertemuan di sekolah anak mereka tanpa perlu menarik perhatian orang lain, kecuali mereka yang namanya tenar di mana-mana seperti Miyabi.
3. Jenjang karir pendek
Karir wanita Jepang ketika berkecimpung di industri film porno ternyata tak terlampau panjang. Banyak di antara mereka yang langsung pensiun ketika merasa cukup mendapat penghasilan darinya. Mereka juga akan langsung berhenti saat merasa bahwa mereka sudah cukup menjalani profesi sebagai bintang porno. Akhirnya mereka melilih untuk menjalani gaya hidup yang lebih ortodok.
4. Pensiun = gaji yang lebih kecil
Pensiun dari industri film porno bukan hal yang mudah untuk dijalani. Banyak aktris porno Jepang gagal beradaptasi lantaran telah terbiasa bekerja mudah namun mendapat gaji yang besar.
Banyak di antara mereka yang tak bisa bekerja biasa dengan gaji yang lebih kecil. Bagi mereka itu tak mudah, terlebih ketika mereka telah beberapa tahun sebelumnya hidup dari profesi bintang porno.
5. Saat pensiun, pekerjaan apa yang dipilih?
Sekitar dua pertiga bintang porno Jepang memilih bekerja sebagai hostess dan wanita panggilan saat pensiun dari industri film porno. Nampaknya para bintang ini masih terkekang dengan pola pikir mereka untuk bekerja mudah dan menghasilkan banyak uang.
Sebab lain yang menguatkan tren di atas adalah bahwa para bintang porno tersebut tidak punya keterampilan yang cukup untuk bekerja di sektor pekerjaan lainnya. Bekerja sebagai hostess dan wanita panggilan, selain mereka kuasai, juga membawa mereka pada lingkungan kerja yang mirip pada saat bekerja sebagai bintang film porno.
6. Industri film porno laksana pedang bermata dua
Sekitar tahujn 2010, mantan idol AKB48, Rina Nakanishi dikabarkan terjun menjadi bintang porno selepas hengkang dari idol grup terpopuler Jepang tersebut.
Dengan fan base yang dimilikinya saat itu, tentunya Rina berkesempatan untuk berkarir solo dengan lebih cemerlang. Akan tetapi pilihannya untuk mencicipi industri film porno sudah pasti akan menghancurkan karir yang telah ia bangun. Ia bakal ditinggalkan penggemarnya.